FANDIA

I HATE ALONE.......

Senin, 22 Desember 2008

Aduuuu...Puzing???

Tiap hari tugas...
Tiap hari Ulangan...
Lama2 ntar ota'Q bs mledak ne???

Senin, 10 November 2008

Detik-detik eksekusi Mati Trio Bom Bali

Detik-Detik Eksekusi Amrozi Dkk

Mobil ambulans yang membawa jenazah Amrozi dan Ali Ghufron tiba di rumah orangtua mereka di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, Minggu (9/11). Tiga terpidana bom Bali, yaitu Amrozi, Ali Ghufron alias Muklas, dan Imam Samudera, telah dieksekusi mati di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.15.
Artikel Terkait:
Amrozi Diiringi Pejabat
Inilah Kronologis Eksekusi Amrozi dkk
Eksekusi Amrozi dkk Menggunakan Satu Peluru
Amrozi dkk Tidak Ditutup Matanya Saat Eksekusi
Amrozi dan Mukhlas Dikubur Berdampingan

Senin, 10 November 2008 06:27 WIB
Laporan Wartawan Persda Network Yulis Sulityawan
CILACAP, SENIN - Prosesi eksekusi pelaku Bom Bali I yang meledak 12 Oktober 2002, menewaskan 202 orang, terdiri atas 164 orang asing dan 38 orang Indonesia, serta melukai 209 orang dimulai Sabtu (8/11) larut malam. Tepat pukul 23:00 WIB, jaksa eksekutor didampingi tim petugas medis dan petugas Lapas dengan dikawal Brimob menjemput ketiga terpidana yang ditempatkan di sel isolasi Super Maximum Security (SMS) LP Batu, Nusakambangan.Personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri yang sudah disiapkan mengantisipasi ketiga terpidana mati ini mengamuk, pada saat ekeskusi itu tidak dilibatkan. Alasannya, Abdul Aziz alias Imam Samudra, Ali Gufron alias Mukhlas, dan Amrozi begitu tenang menghadapi ajal.Tidak ada perlawanan, teriakan maupun luapan emosi dari tiga terpidana. Kepala Bidang Pembinaan LP Batu yang bertugas memanggil ketiga terpidana dari dalam sel. Seperti anak penurut, ketiga terpidana ini keluar dari sel. "Mereka begitu tenang," ujar seorang saksi mata yang mengikuti persiapan hingga selesainya pelaksanaan eksekusi.Di depan sel, terlihat jaksa eksekutor yang dipimpin Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, tim medis, ulama dari MUI Cilacap, dan regu pengawal dari Brimob. Tanpa perlu dibentak, ketiga terpidana mati ini menyodorkan tangannya untuk diborgol dengan posisi tangan di depan. Ketika kain penutup mata hendak dipasangkan, mereka menolak. Mereka memilih ditembak dengan mata melihat, menatap para eksekutor. "Jadi mereka berjalan dengan mata terbuka dari LP Batu sampai tempat eksekusi," lanjutnya.Enam mobil patroli milik polisi setengah pikap karena bagian belakang terbuka dengan sistem gardan ganda, yakni jenis Toyota Strada warna hitam, sudah siap menunggu. Ketiga terpidana lalu dimasukkan dalam mobil terpisah.Posisinya, di kabin depan, ada sopir dan pengawal duduk bersebelahan. Di kabin tengah, Amrozi diapit dua anggota Brimob dengan senjata larasa panjang berpeluru lengkap. Dan bagian belakang yang berbentuk bak terbuka, tiga personel brimob bersenjata lengkap mengawal dari belakang. Begitu pula dengan Imam Samudera, dan Mukhlas yang berada di mobil kedua dan ketiga, mereka dikawal masing-masing enam Brimob bersenjata lengkap.Mobil keempat mengangkut berisi tiga orang tim jaksa eksekutor yang terdiri atas seorang dari Kejaksaan Agung, Kejaksaaan Tinggi Bali, dan Kejaksaan Negeri Cilacap. Mobil kelima memuat dua rohaniawan atau ulama dari MUI Cilacap. Mobil keenam berisi tim medis.
Perjalanan dari LP Batu menuju Bukit Nirbaya, ditempuh dalam waktu setengah jam. Maklum, kawasan Nusakambangan sejak Sabtu dari pukul 19.00-21.00 WIB diguyur hujan deras. Ditambah lagi, jalanan menuju Bukit Nirbaya dalam kondisi rusak.Sesampai di Bukit Nirbaya, ketiga terpidana, jaksa eksekutor, rohaniawan dan tim medis turun dari mobil. Amrozi, Imam Samudera dan Mukhlas, masing-masing dikawal enam Brimob.Amrozi Cs tetap berjalan dengan mata terbuka dan tangan diborgol. Perjalan ditempuh dalam waktu lima menit.Sesampai di tiang eksekusi, ketiga terpidana begitu menurut disuruh naik kursi kecil yang telah disiapkan. Maklum, posisi tiang lebih rendah dari regu tembak. Sehingga, tempat berdirinya harus diganjal dengan kursi kayu.Sebelumnya, borgol terpidana lalu dilepas diganti dengan ikatan. Posisi ikatan tangan, tidak lagi diikat di belakang badan, melainkan menyamping ke kiri dan kanan, seperti orang berdiri tegap. Tangan tidak diikat menyilang di depan karena dikhawatirkan menghalangi posisi jantung yang menjadi bidikan eksekutor.
Imam Samudera sempat protes ketika tangannya akan diikat menyamping ke kanan dan ke kiri dengan tali, dikira hendak posisi tangan telentang. "Saya tidak mau disalib," teriaknya. Namun setelah dijelaskan ini bukan posisi disalib melainkan tangan diikat menyamping sehingga lengan atas dan pergelangan tangan diikat mirip posisi berdiri tegap dengan tangan sedikit merentang, Imam pun menurut. Amrozi dan Mukhlas juga menurut. Tak ada lontaran protes dari kakak beradik ini.
Ketiga pelaku bom yang menewaskan 164 orang warga asing, dan 38 orang Indonesia, itu, dieksekusi di satu tempat dan bersamaan, serempak. Urutannya, kakak beradik asal Lamongan, Jawa Timur yakni Amrozi berada paling kiri, dan Mukhlas, kakaknya, di kanan. Mereka mengapit Imam Samudera, laki- laki asal Serang, Banten. Jarak masing-masing tiang, sekitar tujuh meter.Setelah diikat, Brimob yang mengawal berdiri persis dibelakang terpidana. Tim jaksa eksekutor berdiri di belakang garis pembatas untuk regu eksekutor, bersiap memulai prosesi eksekusi.

Minggu, 09 November 2008

Npa c MTKQ slalu BT...
Q sebel...
Padahal aQ uda brusaha...
Uda berjuang tuk dpet nilai baik...
Q uda berdo'a...
Uda mohon k Allah byr d kci kmudahan tuk mnrima pelajaran...
Tp npa???Npa???
Q bingung...
Plajaran MTK ni...
Gurux yg g' bs ngerti muridx???ato aQ yg g' bs nyerna plajaranx...

Sabtu, 08 November 2008

Do'a

Ya Allah... Inilah hamba-Mu

yang meratap mengharap percikan cinta-Mu

Engkau tahu

betapa jelaga nista terus memburu

dosa dan dosa dan dosa

melagukan sonata hawa nafsu

kelu lidahku untuk mengaku di hadapan-Mu

malu jiwaku untuk menatap-Mu

.

Ya Allah...

Dalam gundah penuh ragu aku menghampiri-Mu

Menatap diriku sendiri yang selalu berpaling

Sesekali dosa-dosa kusesali

Tetapi berjuta kali kuulangi

Betapa daku harus menghadap-Mu

Sedang seluruh syaraf batinku hanyalah kisah kepalsuan

Sungguh tiada yang mendesakku, kecuali sebuah pengampunan-Mu

For My Mother

Meskipun dirimu manusia biasa
bagiku engkaulah malaikatku
yang tak pernah lelah
membimbingku

ibu, maafkanlah aku
yang dulu sering tidak memahamimu
yang kadang meremehkanmu

ibu engkaulah suwargo katon itu
tak pernah terlambat memberi kedamaian
semoga kau bahagia selalu
semoga aku dapat membahagiakanmu

arti sahabat

Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..

Sahabat bukan
MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..

Tetapi
Sahabat adalah SEJARAH yang dapat dikenang sepanjang masa..

Untuk sahabat

Mungkin waktu kan terus berlalu, membawa buih-buih pergi menjauh. Dan manusia hanyalah butir pasir berserak di hamparan zaman, yang mengikuti kemana angin takdir berhembus. Dan mungkin waktu melapukkan batu, membuat besi menjadi karat; Mengubah dunia menjadi tidak seperti yang kita kira dan angankan. Walau sungguh pun waktu berkuasa, persahabatan sejati takkan mudah pudar olehnya.

Akan kenangan saat mimpi-mimpi bersemi semerbak, dan akan kenangan saat mimpi-mimpi terhempas berkeping di jalan berlubang kehidupan -- dan kau ada di sana sebagai sahabat yang memahami segala keluh kesah. Atas kebaikan yang mungkin tidak kau sadari, oleh sekedar canda yang membuat hidup ini lebih memiliki arti; menjauhkan rasa nyeri sedari.

Dan sahabat, jika apa yang kita miliki memang persahabatan yang tulus, maka ada tali silaturahmi yang mesti kita jaga. Walau jarak merenggangkan ikatan, dan harapan-harapan membawa kita berlayar ke negeri-negeri asing; ketahuilah bahwa ada seorang sahabat yang akan membantumu jika engkau membutuhkannya.

Kado ini tak lebih berharga ketimbang kebaikanmu selama ini. Hanya sekeping tanda mata agar kau tak lupa, bahwa ada – ada bahagia untuk menjadi seorang saudara.